Prajurit Pengawal Angkasa yang Sakti |
Latar Belakang lahirnya Korps Artileri Pertahanan
Udara tidak terlepas dari perkembangan satuan Artileri di Indonesia yang diawali
dengan adanya peristiwa penting penggunaan senjata-senjata meriam milik
penjajah yang berhasil dirampas oleh para pejuang Indonesia. Dari peristiwa
heroik para pejuang yang menggunakan senjata meriam melawan kaum penjajah
itulah dijadikan cikal bakal terbentuknya satuan Artileri di Indonesia. Adapun
peristiwa-peristiwa penting antara lain ; Masa Pembentukan TKR. Pada pertengahan bulan Oktober 1945, peme-rintah memanggil Oerip Soemoharjo, seorang pensiunan
Mayor KNIL, ke Jakarta untuk diserahi tugas menyusun organisasi tentara.
Selanjutnya pada tanggal 20 Oktober 1945 pemerintah mengangkat Mohamad
Suryoadikusumo sebagai Menteri Keamanan Rakyat ad interim dan Supriyadi sebagai pimpinan tertinggi TKR. Pada masa ini terbentuk 10
Divisi di pulau Jawa dengan 4 Divisi memiliki satuan Artileri, sedangkan di
Sumatera terbentuk 5 Divisi dengan 2 Divisi memiliki satuan Artileri.
Pada bulan Oktober 1945 di Jawa Tengah
dibentuk pasukan meriam dibawah pimpinan Soegiyono. Pasukan meriam ini terkenal
gigih dalam perjuangan menghadapi serangan sekutu yang dipimpin oleh Brigjen Bethel. Kemudian pada tanggal 10 Nopember 1945 terjadi
peristiwa perebutan senjata meriam penangkis serangan udara kaliber 40 mm dan
20 mm dari pasukan Jepang didaerah Cowek Surabaya yang dipimpin oleh Ali Toha, dengan didukung oleh pasukan Wasis dan Muchamad Sidik, senjata meriam tersebut digunakan untuk melawan tentara sekutu.
Letjen Oerip Soemoharjo selaku Kepala Staf
Markas Besar TKR meresmikan berdirinya Markas Artileri pada tanggal 4 Desember
1945 di Yogyakarta. Markas Artileri dipimpin oleh Mayor R.M. Pratikto Koesumo
Soeryo Soemarno. Dengan terbentuknya Markas Artileri tersebut, tanggal 4
Desember 1945 selanjutnya ditetapkan menjadi hari jadi Markas Artileri sebagai
Pusat Pembinaan Artileri TKR.
Sesuai perubahan TKR menjadi TRI, struktur
organisasi Markas Besar mengalami perubahan dan penyempurnaan. Salah satu
perubahan yang dilakukan adalah perubahan Markas Artileri menjadi Inspektorat
Artileri pada tanggal 1 Juni 1946 dengan Letkol R.M. Pratikto KSS. sebagai
kepala Inspektorat.
Pada tanggal 23 Pebruari 1950 Inspektorat
Artileri dipindahkan ke Jalan Kebun Sirih No.46 Jakarta, yang selanjutnya diadakan perubahan Inspektorat Artileri menjadi Komando Artileri Angkatan Darat
dengan komandan Mayor Abdoel Kadir Prawira Atmaja. Pada masa ini, tepatnya pada
tanggal 1 April 1950, dilaksanakan penyerahan Opleiding Centrum Artileri di Jalan Baros Cimahi Bandung dari Belanda
yang selanjutnya menjadi Pusat Pendidikan Artileri dengan Kapten R.A. Satari
sebagai Direktur pendidikan.
Setelah 4 tahun operasional, tanggal 22 Pebruari 1952 kembali dilaksanakan
perubahan nama, dimana Komando Artileri Angkatan Darat dirubah menjadi
Inspektorat Artileri Angkatan Darat yang berkedudukan di Jalan Borneo No. 4
Bandung dengan Letkol R. Askari sebagai Kepala Inspektorat Artileri.
Kantor Pussenarhanud di Jln Sriwijaya Raya No 1 Cimahi |
Tanggal 9 Juni 1956 dilaksanakan
penyerahan tugas ke 3 Inspektorat (Infanteri, Artileri dan Kavaleri) kepada
Kasad yang selanjutnya diserahkan kepada Inspektorat Jenderal Pendidikan dan
Latihan. Salah satu satuan pelaksananya adalah Pusat Pendidikan Artileri yang
berkedudukan di Cimahi.
Pada tahun 1958 nama Pusat Pendidikan Artileri dirubah menjadi Pusat
Artileri. Pada masa ini tepatnya pada tanggal 7 Nopember 1960 dibentuk Resimen
Induk Artileri Sasaran Udara di Nongkojajar Lumajang sesuai Surat Keputusan Susulan Kasad Nomor :
KPTS-118/2/1961 tanggal 13-2-1961 dengan Mayor Art M. Bachrowazi sebagai
komandan Resimen. Selanjutnya pada tahun 1962 Resimen Induk Artileri Sasaran
Udara ini dipindahkan dari Nongkojajar ke Karangploso Malang yang saat ini menjadi Pusdik Arhanud Pussenarhanud.
Pada bulan Nopember 1962 sesuai Keputusan Men Pangad, Pusat Artileri
kemudian dirubah menjadi Pusat Kesenjataan Artileri dengan Kolonel Art Soekimin
Tjiptoharsono sebagai komandan Pusat Kesenjataan Artileri. Kemudian pada tanggal 18 September 1965 diadakan pemisahan
Pussenarmed dan Pussenarhanud yang disahkan oleh Men Pangad dengan Surat
Keputusan Nomor : KEP-1074/9/1965. Pada tanggal 31 Mei 1966 diadakan serah
terima jabatan dari Danpussenart Kolonel Art Ateng Yogasara kepada Kolonel Art
Purbo S. Suwondo sebagai Danpussenarmed yang berkedudukan di Jalan Baros Cimahi
dan Letkol Art Harsoyo sebagai Danpussenarhanud yang berkedudukan digedung
bekas Makoha-nudad, Jalan H.O.S Cokroaminoto Jakarta.
Pussenarhanud menerima limpahan personel
dan material dari Kohanudad sesuai Surat Perintah Men Pangad Nomor : PRIN-346/-8/1966 tanggal 23 Agustus 1966, Sedangkan struktur organisasinya disusun
berdasarkan Surat Keputusan Men Pangad Nomor : Skep Men
Pangad-282/4/1966 tanggal 7 April 1966. Pada masa tahun 1966-1968, Pussenarhanud
bermarkas di Jalan H.O.S Cokroaminoto No. 59 Jakarta Pusat (bekas Makohanudad).
Kemudian pada tahun 1968 dipindahkan ke Jalan Purnawarman No. 85 A Kebayoran
Baru, Jakarta Selatan.
Berdasarkan Surat Keputusan Kasad Nomor : Skep Kasad-686/12/1970 tanggal 7 Desember 1970 telah diresmikan organisasi dan tugas
Pusat Artileri Pertahanan Udara yang berkedudukan di bawah Kobangdiklatad
adalah Brigjen TNI Harsoyo sebagai Komandan Pusat Arhanud TNI AD.
Sesuai Surat Keputusan Kasad Nomor :
Kep/20/V/1985 Pussarmed dan Pussarhanud TNI AD digabungkan kembali menjadi
Pusat Kesenjataan Artileri berkedudukan di bawah Kasad. Upacara penggabungan
dilaksanakan pada tanggal 4 Desember 1985. Seiring dengan
waktu, terjadi perubahan kembali setelah keluar Surat Keputusan Kasad Nomor : Kep/49/IX/2004 tanggal 14 Sep-tember 2004, dimana Pussenart berkedudukan langsung dibawah Kodiklat TNI AD.
Pada periode ini,
terbentuknya organisasi dipengaruhi oleh kebijakan-kebijakan di tingkat pusat dengan
melaksanakan pem-bentukan dan perubahan organisasi ketentaraan yang disesuaikan
dengan perkembangan situasi yang dihadapi. Sejalan dengan pembentukan dan perubahan yang
dila-kukan, Pusat Kesenjataan Artileri terbentuk oleh prakarsa pimpinan di
setiap era kepemimpinan. Peresmian berdirinya Mar-kas Artileri pertama pada
tanggal 4 Desem-ber 1945 di Yogyakarta diprakarsai oleh Letjen Oerip Soemoharjo selaku Kepala Staf Markas Besar TKR.
Markas Artileri mengalami 8 kali perubahan, antara lain ; Perubahan menjadi Inspektorat Artileri pada tanggal 1 Juni 1946 diprakarsai oleh Letjen Oerip Soemoharjo, perubahan Inspektorat Artileri menjadi Komando Artileri Angkatan Darat Pada tanggal 23 Pebruari 1950 diprakarsai oleh Kolonel AH.
Nasution selaku Kasad. Perubahan nama Pusat Pendidikan
Artileri menjadi Pusat Artileri pada tahun 1958
diprakarsai oleh Mayor Jenderal AH. Nasution selaku Kasad, dilanjutkan perubahan Pusat Artileri menjadi Pusat Kesenjataan Artileri pada bulan Nopember 1962 diprakarsai oleh Men Pangad Mayor Jenderal Achmad Yani.
Kemudian pada tanggal 18 September 1965 diadakan pemisahan
Pusat Kesenjataan Artileri menjadi Pussenarmed dan Pussenarhanud diprakarsai oleh Men Pangad Mayor Jenderal Achmad
Yani. Peresmian organisasi dan tugas Pusat Artileri
Pertahanan Udara pada tanggal 7 Desember 1970 diprakarsai oleh Kasad
Jenderal Umar Wirahadi-kusumah. Seiring dengan
perkembangan teknologi kesenjataan dan efisiensi organi-sasi, maka pada tanggal 4 Desember 1985, terjadi penggabungan kembali antara Pussarmed dan Pussarhanud TNI AD menjadi Pusat Kesenjataan Artileri pada diprakarsai oleh Kasad Jenderal Rudini.
Seiring dengan perkembangan teknologi kesenjataan dan tantangan tugas yang
semakin besar, sesuai Skep Kasad Nomor : Kep/43/XI/2006
tanggal 27 Nopember 2006, dimana selanjutnya
pada tanggal 31 Maret 2007 telah diresmikan pemisahan kembali Pussenarmed dan
Pussenarhanud oleh Kasad Jenderal TNI
Joko Santoso di lapangan upacara Mapussenarhanud Kodiklat TNI AD.
Dalam rangka mengabadikan peristiwa bersejarah tersebut, maka tercetuslah
ide dari para sesepuh Arhanud tentang penentuan hari ulang tahun Arhanud.
Setelah melewati beberapa tahapan dan prosedur dimana terdapat peristiwa
sejarah yang terjadi pada tanggal 17 Nopember 1946. Saat itu para pejuang
menggunakan meriam kaliber 20 mm maupun 40 mm berhasil menembak jatuh pesawat
sekutu yang menyerang pertahanan Kali Kulon di Mojokerto. Peristiwa ini
diyakini sebagai awal keberhasilan senjata penangkis serangan udara dalam
menembak jatuh pesawat udara di Indonesia. Kemudian peristiwa ini disepakati
oleh para sese-puh/purnawirawan maupun generasi muda Arhanud, untuk diyakini
bahwa tanggal 17 Nopember 1946 dapat dijadikan hari bersejarah bagi kesenjataan
Arhanud TNI AD, yang selanjutnya disarankan
kepada pimpinan TNI AD untuk dijadikan sebagai hari jadi Korps Arhanud jatuh tanggal
17 Nopember 1946 dan diresmikan sebagai Korps yang berdiri sendiri pada tanggal
15 januari 2007, sesuai dengan Surat Keputusan Kasad Nomor Kep/43/XI/2006
tanggal 27 Nopember 2006.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar