Selasa, 18 November 2014

Sejarah Lahirnya Korps Arhanud

Prajurit Pengawal Angkasa yang Sakti
Latar Belakang lahirnya Korps Artileri Pertahanan Udara tidak terlepas dari perkembangan satuan Artileri di Indonesia yang diawali dengan adanya peristiwa penting penggunaan senjata-senjata meriam milik penjajah yang berhasil dirampas oleh para pejuang Indonesia. Dari peristiwa heroik para pejuang yang menggunakan senjata meriam melawan kaum penjajah itulah dijadikan cikal bakal terbentuknya satuan Artileri di Indonesia. Adapun peristiwa-peristiwa penting antara lain ; Masa Pembentukan TKR. Pada pertengahan bulan Oktober 1945, peme-rintah memanggil Oerip Soemoharjo, seorang pensiunan Mayor KNIL, ke Jakarta untuk diserahi tugas menyusun organisasi tentara. Selanjutnya pada tanggal 20 Oktober 1945 pemerintah mengangkat Mohamad Suryoadikusumo sebagai Menteri Keamanan Rakyat ad interim dan Supriyadi sebagai pimpinan tertinggi TKR. Pada masa ini terbentuk 10 Divisi di pulau Jawa dengan 4 Divisi memiliki satuan Artileri, sedangkan di Sumatera terbentuk 5 Divisi dengan 2 Divisi memiliki satuan Artileri.
Pada bulan Oktober 1945 di Jawa Tengah dibentuk pasukan meriam dibawah pimpinan Soegiyono. Pasukan meriam ini terkenal gigih dalam perjuangan menghadapi serangan sekutu yang dipimpin oleh Brigjen Bethel. Kemudian pada tanggal 10 Nopember 1945 terjadi peristiwa perebutan senjata meriam penangkis serangan udara kaliber 40 mm dan 20 mm dari pasukan Jepang didaerah Cowek Surabaya yang dipimpin oleh Ali Toha, dengan didukung oleh pasukan Wasis dan Muchamad Sidik, senjata meriam tersebut digunakan untuk melawan tentara sekutu.
Letjen Oerip Soemoharjo selaku Kepala Staf Markas Besar TKR meresmikan berdirinya Markas Artileri pada tanggal 4 Desember 1945 di Yogyakarta. Markas Artileri dipimpin oleh Mayor R.M. Pratikto Koesumo Soeryo Soemarno. Dengan terbentuknya Markas Artileri tersebut, tanggal 4 Desember 1945 selanjutnya ditetapkan menjadi hari jadi Markas Artileri sebagai Pusat Pembinaan Artileri TKR.
Sesuai perubahan TKR menjadi TRI, struktur organisasi Markas Besar mengalami perubahan dan penyempurnaan. Salah satu perubahan yang dilakukan adalah perubahan Markas Artileri menjadi Inspektorat Artileri pada tanggal 1 Juni 1946 dengan Letkol R.M. Pratikto KSS. sebagai kepala Inspektorat.
Pada tanggal 23 Pebruari 1950 Inspektorat Artileri dipindahkan ke Jalan Kebun Sirih No.46 Jakarta, yang selanjutnya diadakan perubahan Inspektorat Artileri menjadi Komando Artileri Angkatan Darat dengan komandan Mayor Abdoel Kadir Prawira Atmaja. Pada masa ini, tepatnya pada tanggal 1 April 1950, dilaksanakan penyerahan Opleiding Centrum Artileri di Jalan Baros Cimahi Bandung dari Belanda yang selanjutnya menjadi Pusat Pendidikan Artileri dengan Kapten R.A. Satari sebagai Direktur pendidikan.
Setelah 4 tahun operasional, tanggal 22 Pebruari 1952 kembali dilaksanakan perubahan nama, dimana Komando Artileri Angkatan Darat dirubah menjadi Inspektorat Artileri Angkatan Darat yang berkedudukan di Jalan Borneo No. 4 Bandung dengan Letkol R. Askari sebagai Kepala Inspektorat Artileri.
Kantor Pussenarhanud di Jln Sriwijaya Raya No 1 Cimahi
Tanggal 9 Juni 1956 dilaksanakan penyerahan tugas ke 3 Inspektorat (Infanteri, Artileri dan Kavaleri) kepada Kasad yang selanjutnya diserahkan kepada Inspektorat Jenderal Pendidikan dan Latihan. Salah satu satuan pelaksananya adalah Pusat Pendidikan Artileri yang berkedudukan di Cimahi.
        Pada tahun 1958 nama Pusat Pendidikan Artileri dirubah menjadi Pusat Artileri. Pada masa ini tepatnya pada tanggal 7 Nopember 1960 dibentuk Resimen Induk Artileri Sasaran Udara di Nongkojajar Lumajang sesuai  Surat Keputusan Susulan Kasad Nomor : KPTS-118/2/1961 tanggal 13-2-1961 dengan Mayor Art M. Bachrowazi sebagai komandan Resimen. Selanjutnya pada tahun 1962 Resimen Induk Artileri Sasaran Udara ini dipindahkan dari Nongkojajar ke Karangploso Malang yang saat ini menjadi Pusdik Arhanud Pussenarhanud.
Pada bulan Nopember 1962 sesuai Keputusan Men Pangad, Pusat Artileri kemudian dirubah menjadi Pusat Kesenjataan Artileri dengan Kolonel Art Soekimin Tjiptoharsono sebagai komandan Pusat Kesenjataan Artileri. Kemudian pada tanggal 18 September 1965 diadakan pemisahan Pussenarmed dan Pussenarhanud yang disahkan oleh Men Pangad dengan Surat Keputusan Nomor : KEP-1074/9/1965. Pada tanggal 31 Mei 1966 diadakan serah terima jabatan dari Danpussenart Kolonel Art Ateng Yogasara kepada Kolonel Art Purbo S. Suwondo sebagai Danpussenarmed yang berkedudukan di Jalan Baros Cimahi dan Letkol Art Harsoyo sebagai Danpussenarhanud yang berkedudukan digedung bekas Makoha-nudad, Jalan H.O.S Cokroaminoto Jakarta.
Pussenarhanud menerima limpahan personel dan material dari Kohanudad sesuai Surat Perintah Men Pangad Nomor : PRIN-346/-8/1966 tanggal 23  Agustus 1966, Sedangkan struktur organisasinya disusun berdasarkan Surat Keputusan Men Pangad Nomor : Skep Men Pangad-282/4/1966 tanggal 7 April 1966.  Pada masa tahun 1966-1968, Pussenarhanud bermarkas di Jalan H.O.S Cokroaminoto No. 59 Jakarta Pusat (bekas Makohanudad). Kemudian pada tahun 1968 dipindahkan ke Jalan Purnawarman No. 85 A Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Berdasarkan Surat Keputusan Kasad Nomor : Skep Kasad-686/12/1970 tanggal 7 Desember 1970 telah diresmikan organisasi dan tugas Pusat Artileri Pertahanan Udara yang berkedudukan di bawah Kobangdiklatad adalah Brigjen TNI Harsoyo sebagai Komandan Pusat Arhanud TNI AD.
Sesuai Surat Keputusan Kasad Nomor : Kep/20/V/1985 Pussarmed dan Pussarhanud TNI AD digabungkan kembali menjadi Pusat Kesenjataan Artileri berkedudukan di bawah Kasad. Upacara penggabungan dilaksanakan pada tanggal 4 Desember 1985. Seiring dengan waktu, terjadi perubahan kembali setelah keluar Surat Keputusan Kasad Nomor : Kep/49/IX/2004 tanggal 14 Sep-tember 2004, dimana Pussenart berkedudukan langsung dibawah Kodiklat TNI AD.
Pada periode ini, terbentuknya organisasi dipengaruhi oleh kebijakan-kebijakan di tingkat pusat dengan melaksanakan pem-bentukan dan perubahan organisasi ketentaraan yang disesuaikan dengan perkembangan situasi yang dihadapi.  Sejalan dengan pembentukan dan perubahan yang dila-kukan, Pusat Kesenjataan Artileri terbentuk oleh prakarsa pimpinan di setiap era kepemimpinan. Peresmian berdirinya Mar-kas Artileri pertama pada tanggal 4 Desem-ber 1945 di Yogyakarta diprakarsai oleh Letjen Oerip Soemoharjo selaku Kepala Staf Markas Besar TKR.
Markas Artileri mengalami 8 kali perubahan, antara lain ; Perubahan menjadi Inspektorat Artileri pada tanggal 1 Juni 1946 diprakarsai oleh Letjen Oerip Soemoharjo, perubahan Inspektorat Artileri menjadi Komando Artileri Angkatan Darat Pada tanggal 23 Pebruari 1950 diprakarsai oleh Kolonel AH. Nasution selaku Kasad. Perubahan nama Pusat Pendidikan Artileri menjadi Pusat Artileri pada tahun 1958 diprakarsai oleh Mayor Jenderal AH. Nasution selaku Kasad, dilanjutkan perubahan Pusat Artileri menjadi Pusat Kesenjataan Artileri pada bulan Nopember 1962 diprakarsai oleh Men Pangad Mayor Jenderal Achmad Yani.
Kemudian pada tanggal 18 September 1965 diadakan pemisahan Pusat Kesenjataan Artileri menjadi Pussenarmed dan Pussenarhanud diprakarsai oleh Men Pangad Mayor Jenderal Achmad Yani. Peresmian organisasi dan tugas Pusat Artileri Pertahanan Udara pada tanggal 7 Desember 1970 diprakarsai oleh Kasad Jenderal Umar Wirahadi-kusumah. Seiring dengan perkembangan teknologi kesenjataan dan efisiensi organi-sasi, maka pada tanggal 4 Desember 1985, terjadi penggabungan kembali antara Pussarmed dan Pussarhanud TNI AD menjadi Pusat Kesenjataan Artileri pada diprakarsai oleh Kasad Jenderal Rudini.
Seiring dengan perkembangan teknologi kesenjataan dan tantangan tugas yang semakin besar, sesuai Skep Kasad Nomor : Kep/43/XI/2006 tanggal 27 Nopember 2006, dimana selanjutnya  pada tanggal 31 Maret 2007 telah diresmikan pemisahan kembali Pussenarmed dan Pussenarhanud  oleh Kasad Jenderal TNI Joko Santoso di lapangan upacara Mapussenarhanud Kodiklat TNI AD.
Dalam rangka mengabadikan peristiwa bersejarah tersebut, maka tercetuslah ide dari para sesepuh Arhanud tentang penentuan hari ulang tahun Arhanud. Setelah melewati beberapa tahapan dan prosedur dimana terdapat peristiwa sejarah yang terjadi pada tanggal 17 Nopember 1946. Saat itu para pejuang menggunakan meriam kaliber 20 mm maupun 40 mm berhasil menembak jatuh pesawat sekutu yang menyerang pertahanan Kali Kulon di Mojokerto. Peristiwa ini diyakini sebagai awal keberhasilan senjata penangkis serangan udara dalam menembak jatuh pesawat udara di Indonesia. Kemudian peristiwa ini disepakati oleh para sese-puh/purnawirawan maupun generasi muda Arhanud, untuk diyakini bahwa tanggal 17 Nopember 1946 dapat dijadikan hari bersejarah bagi kesenjataan Arhanud TNI AD, yang selanjutnya  disarankan kepada pimpinan TNI AD untuk dijadikan sebagai hari jadi Korps Arhanud jatuh tanggal 17 Nopember 1946 dan diresmikan sebagai Korps yang berdiri sendiri pada tanggal 15 januari 2007, sesuai dengan Surat Keputusan Kasad Nomor Kep/43/XI/2006 tanggal 27 Nopember 2006. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar