Selasa, 06 Januari 2015

TRADISI KORPS SANGKUR PORA BATALYON ARHANUDSE 11/BS



Melepas masa lajang merupakan suatu kebahagiaan bagi kedua mempelai baik laki-laki maupun perempuan.  Sang mempelai laki-laki sebagai bagian dari warga Batalyon, tentunya turut menebar kegembiraan tersebut. Sehingga sudah menjadi suatu Tradisi yang turun temurun bahwa ritual resepsi pernikahan ini dimeriahkan pula oleh rangkaian kegiatan Sangkur Pora yang merupakan partisipasi seluruh warga Yonarhanudse 11/BS dalam rangka 'mengayuhbagyo' anggota yang melepaskan masa lajang tersebut.


Kedua mempelai tiba di tempat acara.
 
Pada tanggal 3 Januari 2015 personil Batalyon Arhanudse 11/BS yang tergabung dalam Tim Sangkur pora malaksanakan suatu tradisi yang menjadi kebanggaan prajurit Batalyon Arhanudse 11/BS. Tradisi Sangkur Pora yang sudah menjadi tradisi Satuan ini merupakan suatu hal yang dapat di banggakan karena ini adalah suatu bentuk perhatian dan suatu wujud kepedulian sekaligus rasa hormat dari Pimpinan dalam hal ini adalah Komandan Batalyon.

Kesiapan Marching Band pengiring Tim Sangkur Pora

Kesiapan Tim Sangkur Pora, antara lain adalah Tim inti terdiri dari 5 sampai dengan 7 pasang Tim Sangkur, pembawa acara dan Drumband kebanggaan Yonarhanudse 11/BS "Wira Bhuana Yudha Marching Band". Pengerahan anggota semaksimal mungkin adalah satu angkatan (lifting) mempelai pria ataupun juniornya yang melambangkan ikatan keluarga maupun senior junior yang cukup kuat diantara rekan maupun adik lifting mempelai pria. Sehari sebelumnya Tim ini telah melaksanakan latihan/geladi seperlunya guna kelancaran pelaksanaan acara nantinya, dengan dibekali Surat Perintah dari Komandan Batalyon dan dikoordinir oleh seorang Bintara.

Tim Sangkur Pora menunggu kedatangan mempelai.



Pada kesempatan ini Tim Sangkur Pora mengiringi pelaksanaan resepsi pernikahan salah satu prajurit anggota Baterai Meriam R Batalyon Arhanudse 11/BS a.n. Pratu Ahmad Mohairi yang bertempat di kediaman mempelai wanita. Di awali dengan prosesi yang di mana mempelai pria dan wanita datang ke tempat resepsi untuk pelaksanaan Tradisi Sangkur Pora dengan menggunakan mobil Dinas Wakil Komandan, hal ini juga merupakan suatu tradisi yang memberikan kebanggaan tersendiri bagi kedua mempelai. Yang kemudian setelah itu dilanjutkan dengan acara Tradisi Korps Sangkur Pora yang diiringi oleh Tim Drumband Wira Bhuana Yudha.

Rangkaian urutan dari acara Tradisi ini diawali sejak pengantaran mempelai pria oleh Danru, Danton maupun Danrainya yang melambangkan bahwa mempelai pria adalah sebagai anggota keluarga dari Baterai, dengan Danrai sebagai kepala keluarga.

Kemudian mempelai pria menjemput mempelai perempuan di suatu tempat yang sudah dipersiapkan, tidak jauh dari acara resepsi dengan menggunakan mobil dinas Komandan/Wadan yang sudah dihias sebagai mobil Pengantin. Hal ini adalah sebagai simbol, bahwa meskipun berpangkat Prajurit pun, seorang anggota Yonarhanudse 11/BS pada hari tersebut adalah Raja dan Ratu sehingga mendapatkan perlakuan istimewa sebagai yang dimuliakan.

Kedua mempelai persiapan .

Pengantaran Danrai beserta rombongan menuju tempat resepsi.
Perjalanan sampai ke tempat resepsi tidak memakan cukup banyak waktu. Sampai di tempat resepsi kedua mempelai akan turun dan disambut oleh Danrai untuk kemudian diarak menuju tempat laporan Komandan Tim Sangkur Pora. Posisi sangkur terhunus melambangkan bahwa,dengan bersikap dan berjiwa ksatria,kedua mempelai akan selalu siap untuk mengatasi segala rintangan hidup, yang akan menghalangi dan akan menghambat perjalanan bahtera kehidupan mereka.


Gerbang yang harus dilalui kedua mempelai.

Formasi berbanjar,yang kita saksikan sekarang ini adalah gambaran yang mengandung arti bahwa,pintu gerbang yang baru dilalui merupakan awal dari suka dan duka dalam menempuh kehidupan yang baru, sebagai keluarga yang bahagia.Walaupun dalam kehidupan yang bagaimanapun, mereka akan menghadapinya dengan hati yang tabah dan dengan segala pengalaman di satuan Yonarhanudse 11/BS.

Kedua mempelai berjalan diiringi Tim Sangkur Pora
 .

Formasi melingkar, melambangkan bahwa antara anggota Yonarhanudse 11/BS, masih terjalin hubungan ikatan bathin yang kuat sebagai kakak,rekan dan adik, dengan hati yang rela melepaskan kedua mempelai untuk berjuang menempuh bahtera kehidupan yang baru.




Formasi melingkar membentuk payung.
 Posisi sangkur terhunus ke atas,berbentuk payung, melambangkan bahwa Tuhan Yang Maha Esa akan selalu melindungi kedua mempelai dalam menghadapi rintangan hidup, dan kedua mempelai selalu ingat serta memohon perlindungan-Nya.


Kedua mempelai akan menerima cincin dan seperangkat pakaian Persit.

Kemudian dilanjutkan pemasangan cincin dan penyerahan pakaian Persit oleh Komandan Pemasangan cincin, mengandung arti  ikatan bathin yang kokoh, bahwa mempelai akan selalu bersama-sama dalam mengarungi bahtera kehidupan yang baru. Adapun penyerahan seperangkat pakaian Persit kepada mempelai wanita ini, menandakan telah sahnya sebagai istri prajurit sejati.



Dengan penyematan simbolis tersebut kedua mempelai telah sah sebagai anggota "keluarga" Yonarhanudse 11/BS. Kemudian kedua mempelai duduk di kursi pelaminan.
Session acara selanjutnya adalah Foto Bersama.



Foto bersama Tim Sangkur Pora.

Foto bersama Komandan dan Ibu Ketua cabang.

Foto bersama Wakil Komandan beserta istri.

Foto bersama Komandan Baterai beserta istri.

Tradisi Korp Sangkur Pora ini juga merupakan suatu bentuk rasa kepedulian dan penghormatan bagi seorang junior terhadap seniornya yang akan mengarungi bahtera rumah tangga. Selain itu Tradisi Korp Sangkur Pora juga merupakan suatu bentuk doa keluarga besar Batalyon Arhanudse 11/BS kepada kedua mempelai agar senantiasa selalu menjadi keluarga yang Sakinah Mawaddah Wa Rahmah.
 



(RAJAWALI 2)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar